Jakarta – Dalam buku Dan Brown berjudul ‘Angel and Demons,’ sebuah perkumpulan rahasia mencoba mengancurkan Vatikan menggunakan bom antimateri. Bisakah bom ini hancurkan dunia?
Bom fiksi ini terdiri dari satu gram materi dan satu gram antimateri. Zat-zat kimia tersebut terbuat dari partikel sub atom yang memiliki properti berlawanan partikel materi normal. Zat-zat inilah yang mampu menyebabkan sebuah ledakan menakutkan.
Jika Anda membaca buku karya Brown, Anda akan merasa cemas akhir-akhir ini. Pasalnya, fisikawan CERN di Swiss mengeluarkan berita utama perihal penemuan sejumlah antimateri. Ilmuwan ini mengaku mampu ‘menyimpan’ antimateri selama 16 menit.
Bagaimana jika atom antimateri yang fisikawan ini buat bertemu dengan atom normal? Akankah kehancuran mutual dan konversi pada energi murni menghancurkan dunia?
Menurut penulis senior SPACE yang secara ekstensif mempelajari antimateri, Clara Moskowitz, mengatakan, antimateri tak akan menghancurkan Bumi. “Saya bisa beritahu Anda untuk menghentikan rasa takut Anda,” kata Moskowitz.
Memang benar, saat materi dan antimateri bertemu, mereka saling memusnahkan dalam sebuah ledakan besar dan mengkonversi massa menjadi energy, lanjutnya. “Jadi, saya bisa melihat di mana bagian buku Dan Brown yang terdengar mengkhawatirkan”.
Namun, dalam sejarah dunia, manusia hanya bisa menciptakan sejumlah kecil antimateri yang jika zat-zat kimia ini saling memusnahkan sekaligus, ledakannya tak akan cukup untuk mendidihkan secangkir teh, terlebih meledakkan dunia, paparnya.
Fisikawan CERN sendiri telah menegaskan hal ini. “Jika kita bisa mengumpulkan semua antimateri yang pernah dibuat di CERN dan memusnahkannya dengan materi, energi yang yang dihasilkan akan setara untuk menyalakan bola lampu listrik selama beberapa menit,” jelas kelompok yang bertanggung jawab menciptakan antimateri ini.
Para ilmuwan mengaku tak tertarik membuat atau menciptakan cukup antimateri untuk membuat bom antimateri yang bisa menghancurkan dunia. Ilmuwan mampu membuat antimateri melalui proses menabrakkan partikel yang dipercepat dengan energi yang sangat tinggi, proses ini mengubah energi kinetik menjadi massa.
Namun, proses ini sangat tak efisien, hanya satu miliar dari energi awal akan berubah menjadi partikel antimateri. “Berkat ketidakefisienan proses transformasi energi menjadi antimateri manusia menjadi aman,” jelas fisikawan CERN Rolf Landua.
Ia mengkhawatirkan aplikasi atom ini pada militer, lanjutnya. “Ambil satu gram antimateri hipotetis Dan Brown. Dengan teknologi CERN saat ini, kita mampu menghasilkan sekitar 10 nanogram antimateri per tahun, dengan biaya sekitar US$10-20 juta (Rp85,8-171,6 miliar)”.
Setelahnya, harus berurusan dengan masalah cara menyimpan sebegitu banyak partikel itu (sekitar 10 kuantiliun antiproton). “Jelas sekali, butuh 100 juta tahun dan US$1.000 triliun (Rp8.589 kuantiliun) untuk membuat satu gram antimateri. Hal ini jelas nampak ambisius, bahkan bagi militer AS”.
Apa lagi, ambisi semacam ini tak ada gunanya. “Mengapa membuat 20 kilo ton bom antihidrogen saat seribu kali bom hidrogen lebih kuat sudah ada dalam stok negara adidaya itu?” tutup Landua. [mdr]